MAKASSAR, LINKSATUSULSEL.COM–Stunting (kondisi gagal tumbuh pada anak balita) akibat kekurangan gizi menjadi ancaman bagi anak pasca Covid-19.
Kondisi ekonomi dan kurangnya akses ke layanan kesehatan menjadi faktor pemicu meningkatnya angka stunting.
Dibutuhkan peran aktif semua pihak Untuk menurunkan stunting. Program Bina Keluarga Balita (BKB) melalui kegiatan penyuluhan kepada ibu-ibu perlu digalakkan kembali.
Kepala Puskesmas, dr. Hj Musherianti dalam arahannya mengajak undangan yang hadir untuk mengambil peran melakukan edukasi dan pelibatan warga dalam setiap kegiatan penurunan stunting.
” Semoga edukasi bisa berjalan massif dengan melibatkan semua elemen di kelurahan”, Harapnya.
Sementara itu Lurah Kaluku Bodoa, Suryadi Yamin merespon positif dan bertekad mengaktifkan edukasi melalui posyandu dan pertemuan warga serta menjalankan program Bina Keluarga Balita.
” In Sya Allah kami akan mengajak pihak terkait untuk aktif dalam penurunan stunting, apalagi beberapa bulan ke depan, di kelurahan kami ada mahasiswa ahli gizi FKM Unhas yang melakukan Kuliah Kerja Profesi”, Ucapnya
Dalam pertemuan analisis pemantauan pertumbuhan yang dilaksanakan di Puskesmas Kaluku Bodoa tersebut, dihadiri oleh Lurah, LPM, PKK, Pj Ketua RT/RW, Kader Posyandu dan KB.