MAKASSAR, LINKSATUSULSEL.COM – SMPN 3 Makassar menjadi salah satu satuan pendidikan yang menjadi percontohan Sekolah Penggerak.
Program ini dalam rangka pengembangan kompetensi dan karakter siswa.
Sekolah penggerak dimulai dari Sumber Daya Manusia (SDM) guru dan kepala sekolah.
Sebelum menyasar peserta didik, guru dan kepala sekolah harus dibentuk lebih dulu agar menjadi tenaga yang unggul.
Karenanya, SMPN 3 Makassar yang ditujukan sebagai percontohan melakukan In House Training (IHT) Sekolah Penggerak, pekan lalu
IHT tersebut menyasar guru kelas tujuh dengan tema ‘Instrumen Assesment Berdiferensiasi dan Program Berbasis Data’.
Kepala SMPN 3 Makassar, Kaswadi mengatakan kegiatan ini berlangsung dua hari, Rabu-Kamis pada bulan kemarin
Pihak sekolah memberikan pelatihan kepada guru-guru khususnya kelas tujuh untuk meningkatkan kompetensi dalam merancang diferensiasi pembelajaran.
“Kita tahu bahwa kompetensi masing-masing anak berbeda, lewat sekolah penggerak ini, mereka tak lagi melakukan pembelajaran yang monoton, tetapi berbeda-beda sesuai kecendrungan siswa,” tuturnya, Senin (3/5/2022)
Bukan hanya di bidang akademik tapi juga di bidang lainnya seperti olahraga, seni, hingga teknologi.
“Guru sebelum mengajar mengidentifikasi bagaimana kemampuan kognisi dan non-kognisinya, sehingga saat memberikan materi itu tidak seragam tapi berdiferensiasi,” paparnya.
Hal itu sesuai dengan lima intervensi Program Sekolah Penggerak yang telah dirancang Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Antara lain pendampingan konsultatif dan asimetris, penguatan SDM di sekolah.
Kemudian pembelajaran dengan paradigma baru, perencanaan berbasis data, serta digitalisasi sekolah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Makassar Muhyiddin mengemukakan Sekolah Penggerak sejalan dengan program Pemkot Makassar.
Yakni 18 revolusi pendidikan, ini lebih spesifik lagi karena ada pemetaan karakter anak.
“SMP 3 salah satu sekolah penggerak, harus melakukan perubahan dan mengacu pada kurikulum merdeka,” tuturnya.(**)